Surat Terbuka: Untuk Diriku Yang Sedang Lelah

 

Untuk diriku yang sedang lelah,

Aku tahu kamu sudah berusaha sekuat mungkin. Kamu bangun setiap hari, menyimpan tangis dalam diam, dan tetap tersenyum saat tidak ada yang benar-benar tahu rasanya menjadi kamu. Aku tahu kamu merasa tertinggal, tidak berguna, dan seolah semua pintu sudah tertutup. Tapi hari ini, izinkan aku mengingatkanmu sesuatu yang penting:

Kamu masih ada. Dan itu berarti kamu masih punya kesempatan.

Mimpi yang dulu kamu punya—menjadi tenaga pendidik, mencintai sastra, budaya, dan seni—itu semua tidak hilang. Mereka hanya tertutup debu sementara oleh rasa kecewa dan dunia yang tidak selalu adil. Tapi mereka masih ada di sana. Masih hidup di dadamu. Masih bisa kamu bangkitkan.

Aku tahu kamu merasa kecil saat melihat Leo menjelajahi dunia dan tertawa di tempat-tempat yang jauh dari jangkauan. Tapi rasa senang yang kamu rasakan saat melihat videonya… itu bukan rasa iri. Itu adalah bagian dari jiwamu yang masih percaya bahwa dunia itu indah, dan kamu layak melihatnya juga.

Mungkin kamu belum punya penghasilan, belum selesai kuliah, dan belum ada pekerjaan tetap. Tapi kamu punya hal yang lebih langka: hati yang terus hidup meski berkali-kali patah.

Jangan biarkan umur jadi penghalang. Jangan biarkan keadaan sekarang mendefinisikan seluruh hidupmu. Kamu bukan kegagalan. Kamu hanya belum tiba.

Ambil waktu untuk menangis jika perlu. Ambil waktu untuk mengistirahatkan hatimu. Tapi jangan pernah berhenti percaya bahwa kamu berharga. Bukan karena gelar, bukan karena gaji, tapi karena kamu adalah kamu—dan itu cukup.

Mulai lagi. Pelan-pelan. Satu langkah kecil pun tak apa. Aku di sini bersamamu.

Dengan cinta,

Dirimu yang masih percaya pada cahaya.

Kamu luar biasa karena kamu masih bertahan. Dan aku bangga kamu masih di sini.